TKI alias Tenaga Kerja Indonesia. TKI banyak diasumsikan sebagai para pekerja yang melakukan aktifitas kerjanya di luar negeri. Info TKI Banyuwangi ini saya awali dari pengamatan saya sejak tahun 1995, yang pernah ikut-ikutan sedikit lihat-lihat kegiatan PJTKI dan TKI di Banyuwangi.
Dimana pada tahun tersebut telah banyak warga Banyuwangi yang pergi keluar negeri untuk bekerja disana. Dimana pada saat itu di Banyuwangi sudah banyak penyelenggara TKI yang berbadan usaha melayani jasa penerimaan, penampungan sampai melakukan tes calon-calon tenaga kerja yang hendak keluar negeri. Perusahaan-perusahaan jasa pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia di banyuwangi sudah hampir ada di setiap kecamatan besar di Banyuwangi pada saat itu, Banyuwangi, Genteng, Gambiran, Kabat dst. Melihat hal tersebut dapat di diprediksikan berapa banyak TKI yang berasal dari Banyuwangi. Maaf saya tidak dapat memberikan data yang konkrit mengenai hal tersebut.
Pemerintah dalam hal ini Negara, banyak memberikan kemudahan-kemudahan kepada para Tenaga Kerja Indonesia dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung kelancaran pemberangkatan TKI. Diantara kemudahan dalam pemberian kredit kepada PJTKI, Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia. Dengan bunga lebih murah dan angsuran yang terjadwal, setelah penerimaan gaji pertama dari TKI.
Dengan kebijakan seperti itu maka pada saat itu saya lihat banyak TKI kita yang berangkat tanpa harus mengeluarkan biaya sepesepun. Hal ini dikarenakan semua biaya pemberangkatan sementara dibiayai oleh PJTKI dari aliran kredit bank. Jadi dapat digambarkan sebagai pinjaman beruntun, dimana PJTKI mellakukan peminjaman kepada bank, TKI melakukan pinjaman kepada PJTKI, yang nantinya akan diangsur oleh TKI setelah mereka mendapatkan gaji, berdasarkan prosentase yang telah disepakati. Jadi tidak seluruh gaji digunakan untuk menutup angsuran. Begitu seterusnya PJTKI setelah mendapatkan angsuran dari TKI, melakukan penyetoran angsuran pinjamannya ke Bank. Mekanisme ini pada saat itu mempunyai resiko yang sangat rendah dari kemacetan, dikarenakan peran pemerintah sangat besar. Setiap pemberangkatan diawasi langsung oleh pemerintah, pejabat yang berkompeten.
Mengapa Pemerintah melakukan hal tersebut? Hal ini dikarenakan pemerintah telah menghitung (hitung-hitungan) mengenai kontribusi Devisa dari Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri. Sampai-sampai para TKI mendapatkan gelar "Pahlawan Devisa".
Jika ditilik dari pendapatan daerah dimana sekarang ini kita mengenal otonomi daerah, boleh dihitung, berdasarkan data statistik dan data bank, berapa aliran uang masuk kesuatu daerah yang berasal dari luar daerahnya, dalam hal ini Luar Negeri, sehingga mempengaruhi pendapatan daerah tersebut (tergantung berapa banyak TKI dari daerah tersebut). Mohon dihitung sendiri ya, he, he, he. Dan bandingkan jika semua TKI di kembalikan ke Indonesia lagi, atau ke Banyuwangi lagi!!! Berapa penurunan rata-rata pendapatan perkapita di daerah, eee, ini bahasnya Banyuwangi aja deh ... Dan bagaimana pusingnya pemerintah daerah harus menyediakan lapangan pekerjaan bagi warganya? Ujung-ujungnya mungkin bisa Stress berat kali ya? He, he, he, guyon lho!
Maka dari itu alangkah bijaksananya jika kita mulai sekarang dan seterusnya masih mau berusaha atau meningkatkan perhatian kita pada "Pahlawan Devisa" ini.
Jelas dari Strategi kepemimpinan, jika rata-rata pendapatan perkapita penduduk suatu daerah yang dipimpinnya dibawah "Pagu" maka dapat diartikan ... kebingungan mencari kekurangannya, he, he, he. Kecuali ditemblongi sendiri.
Yang perlu diingat mungkin ... siapapun yang memimpin ... "Kesejahteraan yang dipimpinnya merupakan perioritas utama dari tujuan Kepemimpinan."
Aduh! lumayan juga nih! tangan, padahal nggak perlu hitung-hitung, nggak perlu mikir. Apa lagi jadi pemimpin, yang terus-menerus memikirkan kesejahteraan masyarakatnya.
Ayo!!! Maju terus Banyuwangi, Bangun!! Bangun!! Bangun!! Bangun Prasarananya!!! Bangun Sarananya!!! Bangun Kepribadiannya!!! Bangun Ibadahnya!!!
Gitu aja dulu deh, info TKI Banyuwangi nya. Moga ada manfaatnya. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar